Orgasme adalah salah satu hal yang paling dinanti saat berhubungan seks. Bagi pria, melepaskan air mani dalam jumlah besar saat orgasme dapat memberikan rasa pencapaian. Jangan khawatir jika itu hanya sementara atau sementara. Namun, jika terjadi terus menerus dan berulang-ulang, kondisi ini bisa menjadi tanda bahwa Anda mengalami hiperspermia.
Tanda-tanda hiperspermia
Gejala utama yang menjadi tanda hiperspermia adalah setiap kali Anda mengalami orgasme, Anda mengeluarkan jumlah air mani yang melebihi batas normal. Volume air mani yang keluar biasanya lebih besar dari 6 ml.
Selain mengeluarkan air mani dalam jumlah besar saat orgasme, pengidap kondisi ini seringkali memiliki libido yang lebih tinggi dibandingkan pria pada umumnya. Jika Anda mengalami gejala di atas, tidak ada salahnya memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui kondisi yang mendasarinya.
Apakah hiperpermia mempengaruhi kesuburan?
Hiperpermia dapat mempengaruhi tingkat kesuburan. Anda masih bisa membuat pasangan Anda hamil, tetapi mungkin perlu waktu lebih lama dari biasanya.
Namun, jika jumlah sperma dalam air mani normal, maka hiperspermia tidak akan mempengaruhi tingkat kesuburan Anda. Selain tingkat kesuburan, kondisi ini juga dikaitkan dengan peningkatan risiko keguguran selama kehamilan
Cara mengatasi hiperspermia
Hiperspermia adalah suatu kondisi yang tidak memerlukan pengobatan selama jumlah sperma dalam air mani tetap normal. Jika jumlahnya di bawah batas normal, diperlukan penanganan medis karena berkaitan dengan tingkat kesuburan Anda.
Dokter Anda mungkin meresepkan penghambat reseptor estrogen, seperti klomifen sitrat, untuk merangsang produksi hormon di otak yang meningkatkan produksi sperma. Selain pengobatan, dokter Anda dapat memberi tahu Anda tentang terapi reproduksi berbantuan (ART).
Terapi ART bertujuan untuk meningkatkan peluang pasangan untuk hamil. Beberapa proses yang dapat dilakukan dalam terapi ini antara lain fertilisasi in vitro (IVF) dan injeksi sperma intracytoplasmic (ICSI).
Kapan sebaiknya pergi ke dokter?
Jika Anda dan pasangan mengalami kesulitan untuk hamil, segera periksakan ke dokter. Dokter juga dapat mengambil sampel darah untuk pemeriksaan. Pengambilan sampel ini dimaksudkan untuk memeriksa penyebab infertilitas lainnya, seperti ketidakseimbangan hormon atau kadar testosteron yang rendah.