Banyak di luar sana orang-orang yang menganggap indonesia tidak memiliki bakat yang luar biasa di bidang perfilman? Mutu film- film Indonesia yang paling terbaik apalagi diakui oleh dunia internasional, lho. Pada postingan kali ini, kita hendak membahas film Indonesia terbaik yang tidak cuma berhasil secara komersil, melainkan diakui kualitasnya oleh para sineas serta insan film tanah air yang tergabung dalam Persatuan Industri Film Indonesia/ PPFI) buat mewakili Indonesia di ajang Academy Awards jenis film berbahasa asing terbaik.
Film Indonesia Terbaik dari Tahun ke Tahun
1. Tjoet Nja’ Dhien( 1988)
Film yang memenangkan Piala Citra selaku film terbaik dalam FFI 1988 ini disutradarai oleh Eros Djarot. Tjoet Nja’ Dhien merupakan film drama epos biografi sejarah Indonesia yang diperankan oleh Christine Hakim, Piet Burnama, Slamet Rahardjo, serta pula Rudy Wowor. Walaupun tidak lolos ke dalam nominasi Piala Oscar tahun 1990, film ini sudah sukses jadi film Indonesia awal yang disiarkan di Festival Film Cannes pada tahun 1989.
2. Bibir Mer( 1992)
Film ini dirilis serta dikirimkan ke ajang bergengsi Piala Oscar yang dimulai pada tahun 1992. Film Indonesia terbaik yang disutradarai oleh Arifin C. Noer ini berkisah tentang Mbak Yani,( Jajang C. Noer) seseorang owner salon yang mempunyai ikatan istimewa dengan pengusaha besar, serta Maria( Bella Esperance Lee) selaku pelayan salon yang dicemburui oleh pacarnya Jodi( Tio Pakusadewo) sebab gemar merayu.
3. Daun di Atas Bantal( 1998)
Salah satu film terbaik karya anak bangsa ini disutradarai oleh Garin Nugroho. Film istimewa ini menceritakan tentang cerita 3 anak jalanan di Yogyakarta yang hidup tanpa pembelajaran, dalam lindungan bunda asuh mereka yang diperankan Christine Hakim. Salah satu perihal yang membuat film ini unik merupakan pemeran utamanya bukan dari golongan aktor ataupun aktris cilik, melainkan anak jalanan yang memanglah tinggal di daerah dekat peristiwa yang menginspirasi diproduksinya film ini. Tidak hanya dikirim ke ajang Piala Oscar dengan judul“ Leaf on a Pillow” pada tahun 1998 buat dipilih, film ini pula pernah diputar di dalam program Un Certain Regard Festival Film Cannes.
4. Jamila serta Si Presiden( 2009)
Film yang dikirim ke Piala Oscar pada tahun 2009 ini menggambarkan cerita Jamila( Atiqah Hasiholan) yang dipenjara sebab mengaku sudah menewaskan menteri, kemudian dia menggambarkan masa lalunya yang kelam kepada sipir penjara( Christine Hakim) tempat dia ditahan. Film Jamila serta Si Presiden diadaptasi dari naskah teater Pelacur& Si Presiden karya Ratna Sarumpaet yang pula menyutradarai film ini.
5. Si Penari( 2012)
Film yang dikirim ke ajang piala Oscar dengan judul“ The Dancer” di tahun 2012 ini menceritakan tentang sejoli pacar, Rasus( Oka Antara) serta Srintil( Prisia Nasution), yang terhalang adat kampung, yang mewajibkan Srintil jadi penari ronggeng. Diadaptasi dari novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari, film dengan latar tahun 1960- an yang disutradarai oleh Ifa Isfansyah ini jadi film terbaik tipe Piala Citra.
6. Soekarno: Indonesia Merdeka( 2013)
Film ini disutradarai oleh Hanung Bramantyo serta dikirim mewakili Indonesia buat pilih masuk ajang Piala Oscar pada tahun 2014, dengan judul“ Soekarno”. Walaupun belum sukses masuk ke dalam nominasi, film ini lumayan membekas di hati pemirsa Indonesia sebab menggambarkan tentang dramatisasi cerita hidup Presiden awal RI, Ir. Soekarno yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
7. Turah( 2016)
Bisa jadi tidak banyak dari Toppers yang ketahui film ini. Maklum, Turah cuma tayang sebagian hari saja di layar bioskop. Tetapi, pada tahun 2018, film garapan sutradara Wicaksono Wisnu Legowo ini jadi film yang mewakili Indonesia di ajang Oscar, lho. Secara cerita serta teknis, bisa jadi film ini masih kalah dibanding film Indonesia terbaik lain yang mendominasi box office. Tetapi, film ini disukai sebab digarap secara dramatis serta mempunyai pesan kokoh. Film ini menceritakan tentang kepahitan serta kekalahan rakyat kelas dasar di Kampung Tirang. Selaku warga yang jauh dari akses pembelajaran, mereka tidak berani bermimpi, berjuang terlebih memberontak. Yang mereka ketahui, mereka hidup sebab belas kasih seseorang juragan kaya di kampungnya.
8. Pesan dari Praha( 2016)
Film yang disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko ini terpilih buat mewakili Indonesia di ajang piala Oscar pada tahun 2017. Termotivasi dari cerita nyata pelajar yang tidak bisa kembali ke tanah air semenjak tahun 1960- an, film ini dibalut dalam penceritaan yang ringan. Menceritakan tentang Larasati( diperankan oleh Julie Estelle) yang penuhi wasiat mendiang Ibunya buat membawakan suatu pesan ke Praha buat Jaya( Tio Pakusadewo). Jaya merupakan seseorang mantan pelajar yang tidak bisa kembali ke Indonesia sebab suasana politik yang lagi memanas pada tahun- tahun tersebut.
9. Marlina sang Pembunuh dalam 4 Babak
Banyak trailer film yang berhasil“ menipu” calon penontonnya. Tetapi tidak dengan film yang satu ini. Teaser film yang menarik nyatanya cocok dengan totalitas isinya. Marlina sang Pembunuh dalam 4 Babak dapat diucap selaku film kontemporer Indonesia yang sangat bermutu. Film ini menceritakan tentang janda pembunuh yang tinggal di sabana luas di Sumba. Tidak hanya menyuguhkan keindahan wisata alam Sumba. Film ini pula mengantarkan kritik yang tidak meratanya kesejahteraan sosial di tanah air. Lantaran miskin, Marlina yang tidak dapat memakamkan almarhum suaminya hingga wajib menjadikan mayat suaminya selaku mumi yang ditaruh di sudut rumah.
10. Ayat- Ayat Cinta( 2008)
Film ini boleh dibilang selaku salah satu tonggak suksesnya film genre drama religi di Indonesia. Di film ini, Hanung Bramantyo menawarkan perspektif baru dalam memaknai agama serta ikatan percintaan. Film yang diadaptasi dari novel karya Habiburrahman El Shirazy ini menceritakan tentang Fahri( Fedi Nuril) pelajar Indonesia di negara mesir serta cerita cintanya dengan Aisha( Rianti Cartwright.) serta Maria( Carissa Puteri). Asal ketahui saja, film ini sanggup mencapai 3. 676. 135 orang pemirsa pada masanya.
Nah, itu ia sebagian film Indonesia yang sempat dikirim ke ajang piala Oscar serta apalagi masuk ke dalam catatan pilih buat nominasi. Walaupun belum sukses masuk ke dalam nominasi, masuk ke dalam catatan pilih telah jadi pencapaian yang sangat mengharumkan nama perfilman Indonesia, bukan?.